Rabu, Oktober 22, 2008

Penipuan: ABG cantik dijual

BOGOR (Pos Kota) – Puluhan cewek ABG dari berbagai daerah yang dijanjikan bekerja di mal, ternyata dijadikan pelacur di kawasan hiburan Mangga Besar, Jakarta Barat. Tempat penampungan mereka di Mangga Dua dan Mangga Besar diacak-acak petugas Polwil Bogor, Sabtu (12/7) dinihari.

Mafia perdagangan anak baru gede(ABG) dan gadis di bawah umur ini terbongkar setelah satu korban berhasil dibebaskan orangtuanya. Dalam operasi yang dipimpin Iptu Herry, 40 gadis ABG dibebaskan dari tempat penampungan di Gang Industri Nomor 9 Mangga Dua dan Jalan Mangga Besar II Nomor 36 B Jakbar.

Dari tempat itu polisi menangkap dua tersangka, Rhama Daniel, 20, warga Jalan Mangga Besar Nomor 6B Jakbar, dan Evi Rahayu 24, warga Jalan Roda 2 RT 03/09 Kec. Bogor Tengah. Tiga lainnya masing-masing, Oki 40 (pacar Evi), Ny Ama,40, (ibunda Daniel), dan wanita germo yang biasa dipanggil Tante Eli masih diburu.

Jaringan ini merekrut gadis-gadis dari beberapa daerah. Dari 40 cewek yang diamankan masing-masing delapan orang dari Bogor, dua dari Sukabumi, lima dari Bandung, tujuh Jakarta, satu Tangerang, satu Bekasi, empat dari Indramayu, dua dari Subang, satu Majalengka, satu Tegal, tujuh dari Kalimantan Selatan, dan satu dari Lampung.

Penggerebekan dilakukan petugas pukul 01:00. Saat polisi datang, puluhan pekerja seks ini tengah tidur. Mereka langsung diangkut ke Polwil Bogor. ”Kami menduga jaringan ini sudah lama beroperasi,” jelas Kapolwil Bogor, Kombes Pol Andhoyono.

DIJANJIKAN KERJA DI SALON
Terbongkarnya jaringan ini setelah Ny Siti Asiah,36, melapor ke Polwil Bogor. Warga kampung Pada Beunghar, Babakan Pasar, Bogor Tengah, ini mengaku anaknya, RM alias Riri,14, dibawa pergi oleh Evi dan rombongannya pakai Toyota Avanza menuju Jakarta pada Kamis (12/6) pukul 17:00.

”Anak saya dijanjikan kerja di salon dengan gaji besar,” kata Ny Siti. Wanita ini merelakan anak remajanya yang baru duduk di bangku kelas 2 SMP dibawa pergi demi mencari uang.

Namun baru selang sehari, Siti mendapat khabar dari beberapa jika anaknya bukan di pekerjakan di salon melainkan dipaksa menjadi pelacur di sejumlah klub malam.

Takut terjadi sesuatu pada anaknya, Senin (15/6) Ny Siti nekat berangkat ke Jakarta menjemput Riri setelah mendapat alamat penampungan anaknya dari seseorang. Hati ibu ini miris, karena ternyata benar anaknya dipekerjakan di diskotek Stadium dan Malboro.

Di penampungan Gang Industri Mangga Dua, Siti bertemu dengan wanita yang mengaku pemilik salon. ”Dia bilang anak saya sudah tanda tangan kontrak enam bulan,” ungkap Ny Siti.

Ketegangan terjadi, saat Siti berusaha membawa pulang anaknya karena ia dihalang-halangi. Namun wanita ini nekat menerobos masuk lalu menarik Riri keluar dan membawanya pulang. Kasus ini dilaporkan ke Polwil Bogor.

Ny Tati, orangtua Gin,16, salah satu korban, mengaku sangat berterima kasih atas upaya polisi membebaskan anaknya dari cengkeraman mafia perdagangan gadis.

”Awalnya anak saya ditawarin kerja di mal, ternyata dipaksa layani lelaki. Saya mau ambil anak saya, malah di minta uang tebusan Rp4 juta,” papar Tati yang berharap para pelaku di hukum berat karena sudah merusak masa depan anak gadisnya.

DIBAYAR Rp70 RIBU
Kapolwil Bogor, Kombes Pol Andhayono mengatakan setelah menerima laporan pihaknya melakukan penyelidikan ke kawasan hiburan malam Mangga Besar. Baru pada Jumat (11/7) malam belasan anggota dikerahkan mengacak-acak tempat penampungan mereka.

Dari hasil pemeriksaan, gadis-gadis ABG ini mengaku mereka dijual ke lelaki hidung belang oleh Daniel dan Evi. Untuk short time tarifnya Rp500 ribu, namun dari jumlah itu mereka hanya diberi Rp70 ribu.

”Mereka tidak bisa membebaskan diri karena terikat kontrak,” kata Andhoyono. Selain itu gadis-gadis di bawah umur ini rata-rata berpendidikan terbatas sehingga gampang ditakut-takuti.

Para tersangka dijerat pasal 83 UU RI Nomor 23/2002 tentang perlindungan anak dan UU Nomor 21/2007 tentang tindak pidana perdagangan manusia dengan ancaman penjara di atas 15 tahun.


jangan sampai salah satu dari saudara kita terjerumus
esa is offline

Tidak ada komentar: