Rabu, Juni 24, 2009

Penipuan Pura2 Kejang/Muntah di Public Transport

kemaren pas hari sabtu gw naik angkot 34 jurusan X bata, tapi pas nyampe di lap ros, tepatnya deket smp n 115 jkt, tiba2 salah satu penumpangnya ada yang kejang-kejang. penumpang yang lain pada panik trus nolongin dy semua dan minta bang sopir berhentiin angkot. tapi pas angkot sudah berhenti, orang itu langsung bangun dan keluar dari angkot dengan santainya dibarengi ma dua orang. orang itu jalan kaya orang sehat yang ga abis knp2....
melihat orang itu jalan layaknya org sehat, penumpang yg masih di angkot jadi curiga dan nge cek brg2 bawaannya. ternyata banyak yg keilangan brg2nya, termasuk gw sendiri keilangan hp nokia 5130 gw, yg baru gw beli 2 bulan yg lalu....

Kamis, Juni 04, 2009

Penipuan ala Security Mall

Selama ini kita selalu waspada supaya barang kita yang di tas tidak dicuri orang, ternyata ada modus lain, sindikat ini malah "memberi" barang yang tidak kita inginkan. Hati-hati jika berada di pusat perbelanjaan, karena sekarang ada sindikat (oknum satpam & oknum polisi) dg modus:
- mencari wanita yang belanja sendirian
- yang membawa tas yang tidak tertutup rapat (tidak ada ritsluitingnya)
- menaruh/mencemplung kan benda kecil (contoh: obat batuk) ke dalam tas wanita
- setelah wanita membayar belanjaannya dan meninggalkan kasir maka satpam akan menggeledah shg ditemukan obat batuk tersebut.
- Tentu saja si wanita tidak mengaku karena memang bukan pengutil/pencuri
- Maka dia dibawa ke kantor polisi
- Untuk menebus si wanita dibutuhkan uang jutaan bahkan belasan juta.

Hal ini terjadi pada PRT (pembantu)-nya teman saya. Beberapa hari sebelum lebaran lalu, PRTnya pamit pergi ke pusat perbelanjaan X (disamarkan ya gan) Bubutan Surabaya untuk belanja oleh-oleh mudik tapi menghilang. Esok harinya dia baru ditelpon bahwa PRTnya di kantor polisi dan harus ditebus.

Ternyata kejadian malam itu, setelah bayar di kasir dan melewati "pintu alarm" pusat perbelanjaan X, PRTnya langsung digeledah & dituduh mencuri. Padahal alarm tidak berbunyi. Tampaknya obat batuk itu memang bukan barang pusat perbelanjaan X. Tentu saja PRTnya tidak mengaku karena memang tidak mencuri.

Akhirnya dia dibawa ke kantor polisi. Ternyata sampai di sana banyak sekali wanita yang bernasib sial seperti dia. Mereka bahkan diperlakukan kasar dan diperintah untuk mengepel, memakaikan kaos kaki & memijat polisi, bahkan ada yang dilecehkan (maaf, dicolek2 dll). Sampai2 PRTnya menegur polisi bahwa sekarang bulan puasa kog kelakuan begitu. Tapi polisi mesem2 aja.

Satu per satu orang2 tadi ditebus dengan biaya 16 juta, 9 juta, paling murah 4 juta. Uang PRT cuma 800 rb karena sudah habis dibelanjakan tapi dia disuruh nelpon majikannya untuk pinjam uang. Oleh teman saya tidak dipinjamkan karena kasihan nanti utang PRTnya banyak. Singkat cerita akhirnya si PRT ditebus 1,3jt. Itu pun disetujui polisi setelah mereka "survei", lewat depan rumah teman saya yang memang bukan orang kaya. Ini juga yang menjadi alasan kenapa teman saya tidak berani melapor atau menulis pengalaman ini ke surat pembaca dll. Karena identitas dan alamatnya diketahui sindikat itu.

Sebelum pulang teman saya sempat melihat para polisi itu bagi2 uang hasil tebusan tadi, bahkan ada yang bilang : "ini untuk si A yang di pusat perbelanjaan X ya.. titip". Sambil menyerahkan uang dan obat batuk kepada temannya yang akan keluar.

Selain waspada ada baiknya kita mendoakan mereka supaya bisa bertobat. Mudah2an sindikat ini cepat terbongkar. Dan tidak ada lagi korban. Solusi lain bila hal itu terjadi sebaiknya mengaku lupa dan membayar barang yang dituduhkan tadi.